Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2020. Pada pasal 1 no.12 tercantum bahwa “pengabdian kepada masyarakat adalah kegiatan sivitas akademika yang memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk memajukan kesejahteraan masyarakat dan mencerdaskan kehidupan bangsa.”
Sejalan dengan peraturan tersebut, mahasiswa sebagai salah satu kompenen dalam sivitas akademika perguruan tinggi, wajib melakukan pengabdian masyarakaat, sebagai wujud tridharma perguruan tinggi, yaitu pendidikan, penelitian, dan pengabadian.
Lebih lanjut, BEM atau Badan Eksekutif Mahasiswa sebagai salah satu organisasi mahasiswa, menjadi wadah untuk melaksanakan rangkaian kegiatan kemahasiswaan, termasuk kegiatan atau event mahasiswa yang berlandaskan pada trtidharma perguruan tinggi.
Maka dari itu, BEM KM FIS UNP Kabinet Mahardika 1.2 sebagai organisasi dan wadah untuk mahasiswa se-Fakultas Ilmu Sosial, akan mengadakan kegiatan Nagari Binaan. Nagari Binaan adalah program kerja yang dibuat oleh BEM KM FIS UNP Kabiner Mahardika 1.2, yang bekerjasama dengan sivitas akademika satu Fakultas Ilmu Sosial, dengan melibatkan mahasiswa di tiap-tiap HMD (Himpunan Mahasiswa Departemen), Dosen-Dosen, dan Tendik-Tendik selingkup Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Padang.
Nagari Binaan dibuat sebagai bentuk pengabdian masyarakat sivitas akademika selingkup FIS. Sasaran dari Nagari Binaan sendiri adalah nagari atau desa di Sumatera Barat, yang memiliki segudang potensi untuk dikembangkan, namun potensi tersebut belum bisa dimaksimalkan dengan baik.
Dalam hal ini, Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Padang, menjadi akademisi sekaligus relawan untuk mengembangkan segala potensi yang ada, dengan kajian ilmu dan teori yang dimiliki oleh setiap sivitas akademika Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Padang, baik itu mahasiswa, dosen, dan tendik.
Aspek-aspek yang dikembangkan adalah ekonomi, sosial, pariwisata dan budaya yang dielaborasi menjadi sebuah terobosan baru. Sehingga masyarakat Nagari yang menjadi target dari BEM KM FIS UNP Kabinet Mahardika 1.2, mampu menjadi masyarakat kolektif yang berdikari, kreatif, inovatif, serta mampu bersaing secara global.
Pariwisata menjadi salah satu daya juang ekonomi yang digalakkan oleh pemerintah Indonesia, baik dari tingkat pusat hingga ke tingkat daerah. Menurut Kodhyat (1998), pariwisata adalah perjalanan dari suatu tempat ke tempat lain, bersifat sementara, dilakukan perorangan atau kelompok, sebagai usaha mencari keseimbangan atau keserasian dan kebahagiaan dengan lingkungan dalam dimensi sosial, budaya, alam, dan ilmu.
Lebih lanjut, berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan, di dalamnya tercantum bahwa pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, Pemerintah, dan Pemerintah Daerah.
Dari dua defenisi di atas dapat diinterpretasikan bahwa pariwisata merupakan bentuk kegiatan yang benilai ekonomis dari sisi wisatawan yang melakukan perjalanan. Ia menikmati beragam destinasi wisata, mulai dari wisata alam, budaya, sosial, dan ilmu pengetahuan. Roda perekonomian masyarakat setempat menjadi berputar, karena wisatawan menikmati dan menggunakan fasilitas yang sudah disediakan oleh penggiat pariwisata, mulai dari masyarakat, pemerintah, hingga pihak ketiga yaitu swasta.
Pemerintah Indonesia di bawah Kementerian Ekonomi Kreatif dan Pariwisata, melakukan gebrakan yang besar terhadap pariwisata yang ada di Indonesia. Ditambah dengan masifnya penggunaan sosial media, membuat promosi wisata di Indonesia menjadi lebih dikenal oleh para pelancong yang akan berkunjung, baik itu lokal mapun internasional.
Sebagai bukti nyata yang dilakukan oleh Kemenaprekraf dalam meningkat potensi wisata di Indonesia, dengan membuat sebuah program ADWI atau Anugerah Desa Wisata Indonesia. Dengan beragam kategori yang akan diberi apresiasi, menjadikan acara atau event ini sebagai bentuk nyata pemerintah Indonesia dalam mendukung pariwisata di seluruh Indonesia, terutama di desa-desa.
Sejalan dengan hal tersebut, maka elemen yang berada di Fakultas Ilmu Sosial, baik dosen maupun mahasiswa sama-sama ikut berkontribusi dalam memajukan pariwisata. Dalam hal ini, mahasiswa yang diprakarsai oleh BEM KM FIS UNP Kabinet Mahardika 1.2, menjadi ujung tombak agar bisa berkontribusi dalam memajukan pariwisata di Indonesia. Sebagai wujud nyata, kami dari unsur BEM KM FIS UNP melaksanakan kegiatan Nagari Binaan. Lebih lanjut, program ini kami buat sebagai bentuk pengaplikasian dari Tri Dharma Perguruan Tinggi yang terdiri dari Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian Kepada Masyarakat.
Nagari sendiri adalah nama lain dari Desa yang diperuntukan di Wilayah Administratif Provinsi Sumatera Barat. Jadi kata Desa, penggunannya diganti dengan Nagari. Lebih lanjut, program Nagari Binaan yang kami buat bermitra dengan Nagari Sungai Nyalo, Kecamatan Koto XI Tarusan. Sungai Nyalo merupakan satu dari beberapa Nagari yang berada di Kawasan Mandeh, sebuah kawasan wisata yang terkenal dengan eloknya pemandangan alam, terkhusus pantai dan pulau-pulaunya.
Sebagai catatan, Nagari Sungai Nyalo bukan sebuah Nagari yang bisa dipandang sebelah mata, sebab Nagari ini sudah pernah menang dalam beragam event daerah, baik tingkat Kabupaten Pesisir Selatan maupun Provinsi Sumatera Barat. Untuk tingkat nasional, Nagari Sungai Nyalo menorehkan prestasi dalam acara ADWI (Anugerah Desa Wisata Indonesia). Nagari Sungai Nyalo keluar sebagai juara 1 dengan Kategori Desa Perkembangan Tercepat.
Terpilihnya Sungai Nyalo Mudiak Aia sebagai Desa dengan perkembangan tercepat, membuat wisatawan menjadi percaya bahwa Kawasan Mandeh dan Sungai Nyalo menjadi destinasi wisata terbiaik. Namun dengan segala preastasi yang dimiliki oleh Nagari Sungai Nyalo Mudiak Aia, bukan berarti tidak memiliki kekurangan. Memang Nagari Sungai Nyalo Mudiak Aia, menjadi salah satu Desa Wisata yang memiliki progres yang cepat, namun permasalahan-permasalahan mendasar belum dapat teratasi dengan baik.
Pertama, di kawasan mandeh terlebih di Nagari Sungai Nyalo, masih ada orang-orang yang tidak bertanggung jawab yang menjadi calo. Para calo ini cukup meresahkan para wisatawan yang berkunjung ke Mandeh, para calo tersebut sering mematok harga yang tinggi untuk wisatawan yang ingin berkunjung ke pulau-pulau dengan menggunakan kapal boad. K
edua, masih minimnya fasilitas umum. Di beberapa tempat, terkhusus Nagari Sungai Nyalo masih minim fasilitas umum yang digunakan oleh wisatawan, ketika sudah ada fasilitas umum yang disediakan oleh pihak Nagari, masyarakatnya yang kurang partisipatif.
Ketiga, adanya PKL tenda biru di atas pantai paku yang menganggu pemandangan wisatawan. Tidak adanya tindakan tegas dalam penertiban PKL (Pedagan Kaki Lima) ini, membuat tata ruang menjadi semraut. Keempat, dieksploitasinya anak-anak kecil untuk bekerja di jembatan. Cara mereka bekerja dengan cara menuntun kendaraan (mobil atau motor) yang akan lewat di jembatan, dan mereka akan meminta upah kepada wisatawan yang membawa kendaraan. Hal ini cukup meresahkan, karena hal yang dilakukan tersebut termasuk ke dalam praktik mengemis.
Berdasarkan permasalahan tersebut, maka dipandang perlu peningkatam kesadaran bagi masyarakat setempat yang bekerjasama dengan institusi penting di Nagari Sungai Nyalo Mudiak Aia. Mulai dari perangkat Nagari, Bumas, Pokdarwis, Karang Taruna, Ibuk-ibuk PKK, dan seluruh elemen masyarakat.